Hari Selasa, 2 Oktober 2018 di wilayah Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara mengalami dua kali gempabumi pada pukul 06.12.03 WIB dan 06.27.08 WIB. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki kekuatan M=5,2 dan M=5,3. Episenter gempabumi pertama terletak pada koordinat 10,65 LS dan 120,18 BT, sementara episenter gempabumi kedua terletak pada koordinat 10,54 LS dan 120,20 BT arah selatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada kedalaman 10 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter pada kedua gempabumi tersebut, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia menyusup di bawah Lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi di wilayah Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar naik (Thrust Fault).
Guncangan gempabumi yang pertama dilaporkan dirasakan di Waingapu dengan skala intensitas II SIG-BMKG (II-III MMI), sementara guncangan gempabumi yang kedua dilaporkan dirasakan di Waingapu dengan skala intensitas II SIG-BMKG (III MMI). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami.
Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.***
Jakarta, 2 Oktober 2018
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG
RAHMAT TRIYONO, S.T., Dipl.Seis., M.Sc.