Jakarta - Rabu (2/5), Kedeputian Bidang Meteorologi BMKG melalui Pusat Meteorologi Penerbangan menyelenggarakan kegiatan Workshop Penguatan Layanan Meteorologi Penerbangan di Wilayah Flight Information Region (FIR) Jakarta dan Ujung Pandang di Swiss Bellinn Hotel. Workshop ini bertemakan "Dengan Penguatan MWO untuk Layanan FIR, BMKG Siap Mendukung Rencana Pemerintah Re-Alignment Ruang Udara Indonesia".
Berdasarkan Keputusan Kepala BMG no SK 169/ME.401/KB/BMG-2006 menunjuk stasiun meteorologi Hasanuddin dan stasiun meteorologi Cengkareng sebagai MWO (Meteorological Watch Office) yang bertugas menyediakan berita SIGMET (Significant Meteorological) diwilayah tanggungjawabnya. SIGMET ini berisi berita cuaca signifikan (thunderstorm, icing, turbulence), sebaran abu vulkanik, dan siklon tropis. Oleh karenanya diperlukan koordinasi antar MWO dalam pembuatan SIGMET yang melewati batas FIR. Beberapa MWO yang berkoordinasi adalah MWO Jakarta, MWO Ujung pandang, MWO Singapore, MWO Kuala Lumpur dan MWO Kota Kinabalu. Koordinasi SIGMET tersebut selama ini difasilitasi oleh JMA (Japan Meteorology Agency) dan HKO (Hongkong Observatory) yang melalui SIGMET Coordination Tools. Sehingga diharapkan nantinya BMKG melalui tools sendiri dalam pembuatan dan monitoring SIGMET.
Seperti diketahui, wilayah FIR Jakarta, khusunya disekitar Kepulauan Riau dan Natuna masih dibawah otoritas Singapura melalui Keputusan Presiden nomor 7 tahun 1996. Dengan adanya Undang-Undang no. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan diharapkan paling lambat 15 tahun sejak UU no 1 tahun 2009 diberlakukan dapat dilakukan realignment FIR. Sehingga diperlukan kesiapan SDM dan infrastruktur.
Selanjutnya dalam rangka menyiapkan Contingency Plan perlu di persiapkan Pusat Meteorologi Penerbangan sebagai Back-up MWO dalam kondisi-kondisi tertentu. Sehingga nantinya diharapkan forecaster pada pusat meteorologi penerbangan memiliki skill dan kemampuan yang sama dengan forecaster pada MWO terkait dengan pembuatan SIGMET.
Dalam peningkatan informasi Meteorologi di Wilayah FIR dibuat juga RAMI (Remotely Aeronautical Meteorlogical Information) guna melakukan layanan informasi meteorlogi terhadap bandara-bandara yang tidak terdapat kantor meteorologi BMKG. Dimana data yang tersedia akan diolah oleh stasiun koordinator, yang diharapkan kedepaannya akan bisa menghasilkan informasi cuaca dan prakiraannya secara otomatis. Selain itu akan dilakukan juga sekolah lapangan penerbangan dalam rangka meningkatkan SDM dibandara tersebut, sehingga mereka juga memiliki pemahaman terhadap meteorologi dan dapat melakukan observasi meteorlogi sederhana. Acara ini dibuka oleh Deputi Meteorologi Drs. R. Mulyono Rahadi Prabowo, M.Sc, Beliau berharap workshop ini dapat mempersiapkan sumber daya meteorologi dalam rangka mendukung penguatan layanan MWO untuk FIR di wilayah Indonesia.
Workshop yang berlangsung selama tiga hari ini (2-4 Mei) dibuka oleh Deputi Bidang Meteorologi dan Geofisika, Drs, R. Mulyono Rahadi Prabowo, M.Sc dan diikuti oleh perwakilan Forecaster dari MWO Jakarta, MWO Ujung Pandang, serta dari Pusat Penerbangan BMKG. Sebagai narasumber dihadirkan pembicara dari JMA (Japan Meteorology Agency), Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia/LPPNPI (AirNav Indonesia) dan BMKG.