Jakarta - BMKG bekerjasama dengan World Meteorological Organization (WMO) menyelengarakan Global Aircraft Meteorological Data Relay (AMDAR) Workshop 2017. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenal dan menjelaskan pengamatan cuaca berbasis pesawat terbang atau Aircraft-Based Observations Programme (ABOP) kepada negara anggota WMO dan industri pesawat terbang termasuk airlines, Senin (22/5) di Auditorium BMKG.
Workshop ini merupakan kontribusi BMKG dalam mendukung program WMO untuk memperkenalkan program pengamatan cuaca berbasis pesawat dalam rangka meningkatkan keselamatan penerbangan. Workshop yang diselenggarakan dua hari ini (22-23/5) diikuti oleh 40 peserta yang terdiri dari Expert Team on Aircraft-Based Observing System (ET-ABO), Airlines, anggota WMO dan perwakilan instansi terkait.
Program AMDAR merupakan inisiasi WMO dan negara anggotanya yang bekerjasama dengan industri pesawat terbang. AMDAR merupakan program untuk mengumpulkan data meteorologi dari pesawat terbang. Data tersebut kemudian diproses sebelum dikirimkan ke receiver di darat (ground) melalui komunikasi VHF (Aircraft Communications Addressing and Reporting System) atau melalui satelit (Aircraft to Satellite Data Acquisition and Relay).
Kepala BMKG Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng, dalam press release-nya menyampaikan bahwa AMDAR merupakan sistem observasi parameter cuaca paling efisien berdasarkan manfaat. AMDAR berkontribusi terhadap peningkatan akurasi prakiraan angin dan temperatur udara di rute penerbangan. Hal tersebut bermanfaat terhadap peningkatan efisiensi operasional pesawat dalam hal penggunaan fuel dan meningkatkan keselamatan operasional penerbangan.
Terdapat sekitar 40 airlines diseluruh dunia dengan jumlah pesawat lebih dari 4000 unit yang berpartisipasi pada program AMDAR. Hingga saat ini, belum ada airlines Indonesia yang berpartisipasi pada program tersebut. Sebagai langkah awal pada Maret 2017, BMKG bersama Dirjen Perhubungan Udara dan BPPT menyelenggrakan kegiatan diskusi untuk mempelajari implementasi AMDAR di Indonesia.