BMKG, Kemenparekraf dan Kemenhub Sepakati Kerjasama Penguatan Data dan Informasi

  • Ibrahim
  • 30 Nov 2021
BMKG, Kemenparekraf dan Kemenhub Sepakati Kerjasama Penguatan Data dan Informasi

Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menggelar acara sermonial penandatangan Perjanjian Kerja Sama antara BMKG dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan antara BMKG dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan yang berlangsung di Auditorium BMKG Pusat pada Selasa, (30/11).

Perjanjian tersebut berisikan mengenai kerja sama penguatan informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika yang memiliki peran strategis dalam meningkatkan keselamatan jiwa dan harta, ekonomi, serta pertahanan dan keamanan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, BMKG merupakan Lembaga yang memiliki tugas dan fungsi untuk dapat berperan dalam mendukung kegiatan kepariwisataan dan kemaritiman, khususnya dalam rangka meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

"Wilayah Indonesia sangat strategis dengan kekayaan dan keunikan kondisi meteorologi, klimatologi, dan geofisika. Keunikan kondisi meteorologi, klimatologi, dan geofisika juga diiringi oleh potensi kebencanaan sehingga harus dikelola dengan baik untuk mengurangi dampak kerugian yang akan ditimbulkan dalam rangka meningkatkan keselamatan jiwa dan harta, ekonomi, dan sosial," kata Sekretaris Utama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Dwi Budi Sutrisno.

Lebih lanjut lagi, Dwi Budi Sutrisno mengatakan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan masyarakat, yang salah satunya dapat berpengaruh pada keamanan dan kenyamanan sektor pariwisata dan lingkungan maritim di Indonesia, BMKG telah berupaya untuk melakukan berbagai program literasi kepada masyarakat serta stakeholder lainnya untuk siap menghadapi bencana geologi dan hidrometeorologi, salah satunya melalui penyelenggaraan kegiatan sekolah lapang gempa, sekolah lapang cuaca nelayan, sekolah lapang cuaca dan iklim yang disesuaikan dengan kebutuhan berbagai sektor diantaranya pertanian, perikanan, pertambakan udang dan garam, yang nantinya dapat juga kita siapkan khusus untuk sektor pariwisata.

Saat ini, BMKG telah mengembangkan dan mengoperasikan beberapa sistem informasi dan peringatan dini beberapa bencana, diantaranya:
1. Sistem informasi dan peringatan cuaca ekstrim serta potensi dampaknya (Signature BMKG).
2. Flash Flood Guidance System.
3. Sistem informasi dan peringatan banjir pesisir/rob (CIFS BMKG)
4. Sistem informasi gelombang dan arus (Ocean Forecast System BMKG).
5. Sistem informasi peringatan dini iklim ekstrim untuk potensi kekeringan, informasi musim hujan & kemarau, informasi intensitas ultraviolet, informasi prediksi demam berdarah (CEWS).
6. Sistem informasi gempa dan peringatan dini tsunami (InaTEWS).

"Kami juga telah berupaya untuk mengintegrasi sistem-sistem informasi bahaya (hazards) tersebut ke dalam suatu sistem informasi multibahaya yang terintegrasi dalam single-platform untuk meningkatkan efektivitas dalam mewujudkan Zero Victim dalam bentuk Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya Geo-Hidrometeorologi (MHEWS)," jelas Dwi Budi Sutrisno.

Elemen dalam sistem-sistem tersebut, tambah Dwi, didesain untuk mendukung keseluruhan sektor pembangunan, termasuk tentunya didalamnya adalah sektor pariwisata dan lingkungan

Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan (sustainable development) maka diperlukan sinergi antara transfer pengetahuan dan data dari sektor pariwisata serta maritim dengan data yang dapat diberikan oleh BMKG. Nilai tambah baru berupa peningkatan keamanan, keselamatan, dan perekonomian hanya bisa dicapai jika adanya sinergi antara kedua sektor tersebut.

Dalam hal ini, sinergi, kolaborasi, dan koordinasi yang dibangun dalam kerja sama antara BMKG dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan antara BMKG dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan ini ditujukan untuk menghasilkan penyediaan informasi untuk penyusunan langkah yang tepat dalam perencanaan, serta respon yang cepat dan terpadu lintas disiplin, yang diharapkan akan membantu mencapai tujuan sustainable tourism dan ekonomi kreatif, keselamatan dan keamanan pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Plt. Direktur Jenderal Perhubungan Laut Arif Toha menyampaikan rasa bangga atas tercapainya kesepakatan acara tersebut yang mengusung tema "Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Antara Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, Dan Geofisika Tentang Pemanfaatan Informasi Meteorologi Maritim Dan Peringatan Dini Tsunami Dalam Menunjang Keselamatan Dan Keamanan Pelayaran, Serta Perlindungan Lingkungan Maritim".

"Badan Meteorologi, Klimatologi dan geofisika selama ini telah berkerjasama dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dalam hal saling bersinergi memanfaatkan Informasi meteorologi maritim dan peringatan dini tsunami dalam menunjang keselamatan dan pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim," kata Arif Toha.

Adapun Perjanjian Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dan sinergitas para pihak dalam memanfaatkan informasi meteorologi maritim, dengan ruang lingkup yang meliputi :
a. Penyediaan, pertukaran, dan pemanfataan data dan/atau informasi meteorologi maritim serta peringatan dini tsunami
b. Penyebarluasan informasi meteorologi maritim dan peringatan dini tsunami;
c. Pemanfaatan sarana dan prasarana;
d. Kalibrasi peralatan Automatic Weather Station (AWS); dan
e. Pengembangan kapasitas sumber daya manusia.

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut memiliki Sarana dan Prasarana yang sangat potensial dalam pengamatan meteorologi maritim on the spot melalui Kapal Kapal negara, begitu juga Stasiun VTS dan SROP dapat menyebarluaskan berita meteorologi maritim ke Masyarakat Maritim dengan cepat, begitu juga sebaliknya Informasi BMKG yang up to date dan real time sangat di butuhkan oleh para Nakhoda dan Masyarakat Maritim.

Sementara itu, Sekretaris Kemenparekraf/ Sekretaris Utama Baparekraf Ni Wayan Giri Adnyani sempat mengunjungi ruang operasional MEWS - InaTEWS BMKG di sela acara penandatanganan. Ia mengapresiasi atas perlengkapan BMKG yang menunjang untuk penyebaran informasi mitigasi bencana.

"Informasi mitigasi bencana saat ini cepat sekali sampainya, karena semua bisa diakses dari handphone. Dan mudahnya akses informasi tersebut telah berperan menyelamatkan nyawa manusia," kata Sekretaris Kemenparekraf/ Sekretaris Utama Baparekraf Ni Wayan Giri Adnyani.

Kemudian, ia menegaskan bahwa kesepakatan hari ini bukan hanya sekadar seremonial saja, namun benar-benar akan ditindaklanjuti setiap poin-poin yang telah disepakati, mengingat wisata di Indonesia berkembang sangat pesat secara bisnis, sehingga wisatawan butuh jaminan keamanan.

Wayan Giri mencontohkan momentum sport tourism seperti World Superbike (WSBK) di Mandalika, NTB adalah salah satu contoh even yang mengundang banyak wisatawan dan butuh perhatian dari segi keselamatan serta info cuaca yang akurat jika ada penyelenggaraan ajang internasional. Sehingga kendala dan mitigasi bencana bisa tertangani dengan baik.

Gempabumi Terkini

  • 19 April 2024, 14:22:55 WIB
  • 3.5
  • 6 km
  • 2.93 LS - 119.40 BT
  • Pusat gempa berada di darat 8 km Tenggara Mamasa
  • Dirasakan (Skala MMI): III Mamasa
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di darat 8 km Tenggara Mamasa
  • Dirasakan (Skala MMI): III Mamasa
  • Selengkapnya →

Siaran Pers