BMKG Gelar Webinar Iklim Terapan Seri 2 "Perkembangan Energi Surya di Indonesia: Kebutuhan, Tantangan, dan Arah Kebijakan untuk Energi Masa Depan"

  • Hatif Thirafi
  • 03 Des 2020
BMKG Gelar Webinar Iklim Terapan Seri 2 "Perkembangan Energi Surya di Indonesia: Kebutuhan, Tantangan, dan Arah Kebijakan untuk Energi Masa Depan"

Jakarta - Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG mengadakan kegiatan Webinar Iklim Terapan Seri 2 dengan tema "Perkembangan Energi Surya di Indonesia: Kebutuhan, Tantangan, dan Arah Kebijakan untuk Energi Masa Depan", Kamis (3/12).

Webinar ini bertujuan untuk mengenalkan produk informasi energi berbasis iklim yang dimiliki, kepada para praktisi serta pemangku kepentingan di bidang energi. Serta membangun diskusi dengan para stakeholder, guna menggali informasi tentang perkembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia, khususnya mengenai tren pengguna di masyarakat dalam membangun dan mngembangkan serta bagaimana strategi pemerintah dalam mewujudkan kemungkinan EBT sebagai energi utama di masa depan.

Dalam pembukaan webinar ini, Drs. Herizal, M. Si., selaku Deputi Bidang Klimatologi BMKG menjelaskan, bahwa perubahan iklim adalah niscaya yang harus diupayakan bersama, dan bagaimana cara mencari jalan keluar untuk memperlambat fenomena ini.

"Dari tahun ketahun bencana di Indonesia selalu meningkat, yang paling meningkat statistiknya adalah faktor yang diakibatkan oleh hidrometrologi, baik itu oleh cuaca ekstrem dan iklim ektrem. Oleh karena itu, kita patut bersyukur kepada pemerintah untuk pembangunan kedepan sudah memikirkan bagaimana merubah dominasi dari energi fosil untuk pembangunan menjadi energi baru dan terbarukan," sebutnya.

BMKG sebagai lembaga yang diamanatkan oleh pemerintah sebagai layanan informasi iklim pada masyarakat untuk mencoba menumbuh kembangkan informasi iklim yang dibutuhkan oleh sektor-sektor terkait.

"Di Bidang Klimatologi punya rujukan untuk mengembangkan layanan iklim sesuai dengan GFCS (Global Framework for Climate Services), jadi paling tidak layanan iklim pertama ditujukan untuk masalah pertanian, lahan dan pangan," jelas Herizal.

Herizal juga menjelaskan bahwa pengurangan risiko bencana sudah cukup bagus dan informasi iklim untuk kesehatan dan energi masih perlu dikembangkan lagi.

BMKG kini tengah mengembangkan jaringan pengamatan radiasi matahari untuk energi baru terbarukan. Upaya terus digencarkan untuk memperkenalkan produk layanan informasi energi berbasis iklim yang dimiliki BMKG kepada para pemangku kepentingan dan masyarakat umum, Serta untuk menarik perhatian para pemangku kepentingan serta praktisi dalam memanfaatkan informasi iklim sebagai salah satu kebutuhan esensial pengembangan EBT.

BMKG mempunyai jaringan pengukuran yang cukup lengkap di Indonesia, seperti jaringan pengamatan sederhana penyerapan matahari yang kemudian ditingkatkan secara modern baik itu AAWS (Automatic Agroclimate Weather Station), AWS (Automatic Weather Station) dan ASRS (Automatic Solar Radiation Station).

"Teman-teman BMKG kami dorong untuk mendetailkan potensi-potensi energi surya agar bisa dimanfaatkan secara optimal oleh mitra kita baik dari lembaga pemerintahan, maupun sektor-sektor strata seperti PLN dan sebagainya," tutur Herizal.

Saat ini BMKG mempunyai Jaringan Pengamatan Manual (Campbell Stokes) sebanyak 159 titik dan Jaringan Pengamatan Otomatis (AWS dan AAWS) sebanyak 324 titik, dan dipertajam sejak 3 tahun terakhir dengan pengamatan yang lebih High Resolution, yaitu Jaringan Pengamatan Otomatis (ASRS) sebanyak 26 titik.

Marjuki, M.Si selaku Kepala Bidang informasi Iklim Terapan BMKG, menyimpulkan bahwa potensi energi terbaru di Indonesia sangat bervariasi dan cukup tinggi, sehingga perlu dikaji lebih dalam pemanfaatannya.

Dalam hal layanan iklim sektor energi, BMKG telah menyiapkan peta potensi energi surya berdasarkan sebaran pengamatan.

Dengan diadakannya kegiatan webinar ini, diharapkan masyarakat bisa berkontribusi banyak agar EBT yang belum oplimal bisa dimanfaatkan lagi secara lebih optimal. Selain itu, webinar ini diharapkan dapat berbagi informasi antar lembaga sehingga besinergi untuk mendorong implementasi energi baru terbarukan dalam konteks energi surya.

Kegiatan ini diadakan secara virtual lewat aplikasi zoom, juga melalui live streaming di youtube resmi BMKG. beberapa narasumber yang hadir antara lain Martha Relitha Sibarani S.Si, M.Si (Direktorat Aneka Energi Baru dan Terbarukan, Kementerian ESDM), Paul Butarbutar, MBA (Direktur Eksekutif - Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia), Ir. Riza, M. Eng (Koordinator Bidang Teknologi Kelistrikan - Balai Besar Teknologi Konversi Energi, BPPT) diwakili Kholid Akhmad, dan Fajar Miftahul Falah, S.T. (General Manager of Sales and Marketing - PT. Surya Energi Indotama), dengan Keynote Speakers Deputi Bidang Klimatologi BMKG Drs. Herizal, MSi.

Gempabumi Terkini

  • 18 April 2024, 13:03:40 WIB
  • 3.9
  • 18 km
  • 0.69 LS - 133.53 BT
  • Pusat gempa berada di darat 54 km timur laut Kebar, Manokwari
  • Dirasakan (Skala MMI): II-III Kebar
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di darat 54 km timur laut Kebar, Manokwari
  • Dirasakan (Skala MMI): II-III Kebar
  • Selengkapnya →

Siaran Pers