BMKG Gelar Sosialiasi Literasi Iklim Generasi Muda dan Masyarakat di Pulau Pramuka

  • Ibrahim
  • 13 Apr 2021
BMKG Gelar Sosialiasi Literasi Iklim Generasi Muda dan Masyarakat di Pulau Pramuka

Jakarta, (12/4) - Dalam rangka menumbuhkan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya adaptasi terhadap perubahan iklim, Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan - Kedeputian Bidang Klimatologi BMKG melalui Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara melakukan kegiatan Literasi Iklim untuk Generasi Muda dan Masyarakat Berbasis Komunitas. Kegiatan ini berlangsung pada 9-10 April 2021 di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu.

Kegiatan yang bekerjasama dengan komunitas pegiat lingkungan Yayasan Rumah Literasi Hijau (RLH) ini diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari unsur masyarakat dan pelajar/mahasiswa di Pulau Pramuka dan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu. Selama dua hari peserta diberikan pemahaman tentang pemanasan global, pemanasan lokal, perubahan iklim, bencana hidro-meteorologi, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Peserta juga dibekali pemahaman pengelolaan sampah 3R (reduce-reuse-recycle), serta keterampilan membuat infografis dan videografis sebagai alat kampanye peduli iklim melalui media sosial. Selain itu, dilakukan aksi iklim berupa pengumpulan dan pemilahan serta analisis dan perhitungan sampah dari tiga lokasi yang berbeda yaitu sepanjang pantai, TPS (tempat pembuangan sementara) dan rumah tangga.

"Secara umum, sampah di Pulau Pramuka ini selain yang diproduksi secara lokal dari pemukiman masyarakat Pulau, juga sampah yang dikirim dari daratan Jakarta karena terbawa arus laut. Pantai Pulau Pramuka dan sekitarnya pernah dihadiahi tumpukan sampah pada saat banjir besar Jakarta tahun 2007. Pulau juga kian terasa panas akibat makin berkurangnya pepohonan lingkungan dan hutan mangrove sekitar", kata Hj. Mahariah, Ketua Yayasan Rumah Literasi Hijau pada saat menyampaikan kata sambutan pada acara Pembukaan.

Acara dibuka secara simbolik dengan ayunan kapak pada kayu oleh peserta termuda Afta, pelajar SMP kelas 8, sebagai tradisi warga Kepulauan Seribu mengawali pekerjaan baik. Turut hadir dan memberikan sambutan Ibu Sofia sebagai Pejabat Plt. Lurah Kelurahan Pulau Panggang dan Bapak Kusminardi, Kepala Taman Nasional Pulau Pramuka.

"Mayarakat pulau merupakan yang paling rentan terdampak perubahan iklim, terutama nanti dari naiknya tinggi permukaan laut akibat pemanasan global, selain bencana hidrometeorologi berupa banjir rob dan angin kencang. Kerusakan lingkungan pesisir berupa berkurangnya vegetasi hijau mempengaruhi kondisi iklim suatu tempat.

Hal ini karena vegetasi hijau dan kesehatan laut berperan penting dalam kesetimbangan energi dan radiasi yang diterima permukaan bumi, selain penting pula dalam proses penyerapan gas rumah kaca (carbon sink)" terang Siswanto, Subkoordinator Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG pada pemaparan materi Memahami Iklim Yang Telah Berubah.

"BMKG berharap, generasi muda dapat berperan optimal dalam aksi tanggap perubahan iklim ini, terutama dapat menjadi bagian dari climate influencer di era media sosial pada saat ini, sebab kelompok inilah nanti yang akan merasakan dampak perubahan iklim di masa mendatang, sekaligus yang akan kita titipi tanggung jawab kelangsungan hidup bumi nanti", tambahnya.

Pada hari kedua, agenda difokuskan pada kegiatan aksi iklim pengelolaan sampah 3R Pulau Pramuka, perencanaan mini project aksi iklim, dan aksi penanaman mangrove di sisi utara Pantai sebagai simbolik penutupan kegiatan.

Pada mini project Aksi Iklim Generasi Muda Pulau Pramuka, peserta dibagi menjadi 3 kelompok dimana masing-masing akan membuat proposal aksi iklim yang akan menjadi bagian problem solving dari 7 permasalahan terkait iklim yang dirasakan masyarakat Pulau, diantaranya terutama permasalahan sampah yang masih banyak diabaikan orang, pulau yang kian terasa panas, peringatan dini bahaya angin kencang di sekitar dermaga dan pantai, ketersediaan air pada musim kemarau, pencarian ikan yang dirasa semakin jauh oleh nelayan dan giat tanam mangrove sebagai penahan abrasi dan terjangan gelombang.

Perencanaan Aksi Iklim ini nantinya akan dikerjakan dalam rentang waktu 3 bulan mendatang dan akan dievaluasi pada tahap kegiatan Literasi Iklim berikutnya. Kegiatan dengan tagline "Sadar Iklim, Peduli Iklim dan Aksi Iklim" ini diharapkan dapat menjadi bagian dari literasi iklim yang dapat meningkatkan kesadaran publik, sebagaimana diamanatkan UU 31 Tahun 2009, dan dapat membangkitkan motivasi generasi muda dalam aksi nyata peduli perubahan iklim dalam kehidupan sehari-hari di lingkungannya, khususnya di Pulau Pramuka.

Gempabumi Terkini

  • 19 April 2024, 14:22:55 WIB
  • 3.5
  • 6 km
  • 2.93 LS - 119.40 BT
  • Pusat gempa berada di darat 8 km Tenggara Mamasa
  • Dirasakan (Skala MMI): III Mamasa
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di darat 8 km Tenggara Mamasa
  • Dirasakan (Skala MMI): III Mamasa
  • Selengkapnya →

Siaran Pers