Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) 2020, Rabu (12/8) dengan mengusung tema "BMKG Cepat, Tepat, Akurat, Rakyat Selamat Sejahtera dalam Adaptasi Kebiasaan Baru".
Pelaksanaan Rakornas pada tahun ini dilaksanakan dengan suasana yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kegiatan yang akan dilaksanakan hingga tanggal 14 Agustus nanti diselenggarakan secara virtual mengingat kondisi pandemi Covid 19 yang masih berlangsung.
Sekretaris Utama BMKG yang diwakili oleh Deputi Bidang Meteorologi Guswanto menyampaikan laporan pelaksanaan Rapat Koordinasi Nasional 2020. Membuka laporan, Guswanto menyampaikan kepada peserta Rakornas agar tidak menurunkan semangat dalam mencapai tujuan pelaksanaan Rakornas meskipun berada dalam kondisi pandemi.
Selanjutnya, Guwanto menyampaikan pelaksanaan Rakornas 2020 akan diisi dengan beberapa pokok pembahasan antara lain Pembahasan SMART Organisasi BMKG, konsep Quality Management, dan sosialiasi mengenai komunikasi dunia digital serta penyalahgunaan wewenang dan perilaku dalam kelembagaan.
Menutup laporannya, Guswanto berharap agar seluruh peserta dapat berpartisipasi aktif selama kegiatan Rakornas berlangsung, sehingga tujuan dapat tercapai dan dapat menjadi titik tolak BMKG di masa depan.
Selanjutnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memberikan arahan terkait penyelenggaraan Rakornas Tahun 2020 ini. Dwikorita menekankan agar semua pihak harus bekerja bersama, bergotong-royong mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, berkepribadian, guna mewujudkan keselamatan dan kesejahteraan rakyat dan bangsa Indonesia berdasarkan informasi BMKG yang cepat, tepat, luas jangkauannya, dan mudah dipahami.
"Jadi pesan yang ingin disampaikan adalah agar informasi yang kita keluarkan dapat langsung sampai ke user, tidak hanya sebatas lewat media sosial dan aplikasi saja, sehingga relasi bisa terjalin. Ini jadi impian BMKG baik di tingkat pusat maupun UPT di daerah sebagai garda terdepan BMKG," jelasnya.
Dwikorita menambahkan, saat ini informasi yang dikeluarkan oleh BMKG telah menjangkau seluruh lapisan, mulai dari petani, nelayan, hingga sampai ke Presiden. Bahkan menurut Dwikorita, analisis BMKG digunakan oleh Presiden sebagai rekomendasi dalam pengambilan kebijakan strategis nasional.
"Oleh karena itu kita harus terus menjaga data-data dan informasi kita agar tetap tepat dan akurat. Baik secara kualitas maupun kuantitas. Jadi hasil observasi dan analisis anda semua ikut menentukan nasib negara ini. Inilah peran BMKG yang harus kita jaga," imbuhnya.
Saat ini, lanjut Dwikorita, tingkat kepercayaan publik terhadap informasi BMKG semakin besar. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah pengikut/follower media sosial BMKG yang meningkat sangat pesat dari tahun ke tahun.
"Laporan yang saya terima, akun media sosial BMKG sangat tajam sekali lompatannya. Seperti Instagram lompatannya hampir 8 kali lipat dari tahun 2015. Artinya, kepercayaan publik sangat besar. Namun kita jangan bersuka ria, ini lebih menuntut tanggung jawab kita untuk benar-benar menjaga ketepatan dan akurasi informasi," lanjutnya.
Menutup arahan, Dwikorita berharap agar semua pihak bekerja keras mewujudkan target-target yang telah ditetapkan.
"Yang terpenting adalah bagaimana membangun kesadaran bahwa apa yang kita kerjakan itu dibutuhkan oleh masyarakat. Mari kita jaga core business kita, kita jawab kepercayaan publik tersebut dengan menunjukkan kinerja yang baik," pungkas Dwikorita.