Inovasi BBMKG Wilayah I Medan Gelar Sosialisasi Layanan Informasi Kepada Stakeholder Melalui Media Daring

  • Ibrahim
  • 07 Sep 2020
Inovasi BBMKG Wilayah I Medan Gelar Sosialisasi Layanan Informasi Kepada Stakeholder Melalui Media Daring

Medan - Bertepatan dengan Hari Pelanggan Nasional yang jatuh pada 4 September 2020, Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah 1 Medan, menggelar sosialisasi layanan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika dalam mendukung Peningkatan Layanan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika dan sekaligus mendengar secara langsung masukan, saran, kritik dan testimoni dari seluruh Pelanggan (Customer). Sosialisasi ini dilakukan untuk melihat sejauh mana respon dari stakeholder dalam penggunaan layanan infromasi data dan produk layanan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.

Kepala BBMKG Wilayah I Medan Edison Kurniawan, dalam sambutannya menjelaskan bahwa layanan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika dinilai sangat penting dalam semua aspek bidang, untuk itu pentingnya one stop service dalam memberikan pelayanan kepada stakeholder. Hal ini juga dilakukan untuk membangun Zona Integritas di Lingkungan BBMKG Wilayah I bagi penguatan pelayanan publik. Saat ini layanan MKG telah dibangun dibangun secara real time terutama di dalam pembangunan nasional yang meliputi beberapa sektor diantaranya transportasi, pertanian/kehutanan, pariwisata, pertahanan dan keamanan, kostruksi, tata ruang, kesehatan, sumber daya air, energi dan pertambangan, industri, kelautan dan perikanan dan penanggulangan bencana.

Dalam upaya pencegahan korupsi, Menteri PAN RB telah menerbitkan Permenpan RB Nomor 60 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK). Peraturan tersebut sebagai pedoman umum yang merupakan acuan dalam rangka Pembangunan Zona Integritas.

Di tahun 2020 ini, BBMKG Wilayah I telah diusulkan di dalam kegiatan pembangunan Zona Integritas. Untuk menjadikan unit kerja sebagai WBK/WBBM maka harus memenuhi kriteria penilaian yang meliputi 60% komponen Pengungkit dan 40% Komponen Hasil yang akan dinilai oleh Tim Penilai Internal (TPI) dan selanjutnya dilakukan evaluasi oleh Tim Penilai Nasional.

Salah satu indikator di dalam penilaian pengungkit yang sangat penting adalah Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik. Dalam hal tugas pokok dan fungsi BMKG berdasarkan UU No 31/2009, BMKG bertugas untuk memberikan informasi dan layanan MKG kepada masyarakat luas. Sehingga kegiatan sosialisasi ini dinilai cukup strategis untuk melakukan pembenahan internal khususnya bagi pelayanan publik.

Di dalam outline paparannya Kepala BBMKG Wilayah I menjelaskan beberapa poin, diantaranya Informasi Informasi Produk Layanan, Alur Layanan, Peralatan Pendukung Layanan, Regulasi (PP No 47 Tahun 2018 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan pajak yang Berlaku Pada BMKG dan Peraturan KBMKG No 8 Tahun 2013 tentang Syarat dan Tata Cara Pengenaan Tarif Rp 0,0 (Nol Rupiah) atas Jenis PNBP terhadap Kegiatan Tertentu di Lingkungan BMKG), Informasi Program Zona Integritas WBK/WBBM, serta ditutup dengan Forum Diskusi dan Tanya Jawab.

Adapun peserta sosialisi layanan dihadiri oleh stakeholder yang berasal dari Kemeterian/ Lembaga/TNI/Polri/Perguruan Tinggi/BUMN serta Perusahaan Swasta Nasional seperti BPBD Provinsi Sumatera Utara, Basarnas, Universitas Sumatera Utara, Lanut TNI AU Soewondo Universitas Sari Mutiara, Politeknik Negeri Medan, PT. Inalum, Media Nasional, Badan Pengelola Otorita Danau Toba, dan lain-lain.

Secara umum BBMKG Wilayah I juga menjelaskan terkait PP No 47 Tahun 2018 tentang Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berlaku pada Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Di dalam PP tersebut dicantumkan tarif atas Jenis PNBP yang berasal dari Pelayanan Informasi Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yang meliputi : informasi cuaca untuk pengeboran lepas pantai, informasi iklim untuk Agro Industri, Informasi MKG untuk keperluan klaim asuransi, pengambilan dan pengujian sampel kualitas udara. Selain itu BBMKG Wilayah I juga memberikan layanan jasa kalibrasi bagi peralatan ukur seperti thermometer (pengukur suhu), barometer (pengukur tekanan udara), hygrometer (pengukur kelembaban udara), observasi curah hujan, dan anemometer (pengukur arah dan kecepatan angin).

Sosialisasi layanan ini sangat memberikan gambaran baik bagi stakeholder yang bersumber dari akadamis, pemerintahan, media, BUMN, TNI dan masyarakat ujar peserta yang ikut ambil bagian dalam kegiatan ini. Stakeholder Balai Besar MKG Wilayah I sangat berterimakasih dalam kegiatan ini, dan dapat membangun sinergitas antara BMKG dan stakeholder.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024