Cepatnya pertambahan penduduk dan meningkatnya usia harapan hidup manusia membuat kekhawatiran sebagian negara-negara maju, karena akan berdampak pada kehidupan masyarakat. Oleh karenanya, pemerintahan perlu mempersiapkan pemerintahan yang mampu bekerja dan bergerak dengan cepat. BMKG sebagai salah satu instansi pemerintah menjawab tantangan tersebut dengan melakukan lompatan pertumbuhan dengan menetapkan arah kebijakan Road Map BMKG 2020-2024 dengan tema Integrasi Otomatisasi Layanan menuju Inovasi 5.0 yaitu percepatan BMKG menuju World Class dan Socio Entrepreneur Agency. Arah kebijakan ini diharapkan mampu mempercepat proses menjadi Lembaga global player.
Dalam rangka mewujudkan kebijakan tersebut, dalam pidato yang disampaikan oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Ibu Dwikorita Karnawati dalam acara paparan isu strategis Diklat Kepemimpinan Tingkat III tahun 2019, Baliau menyampaikan ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian, yaitu untuk menciptakan World Class Socio Entrepreneur diperlukan keberanian untuk melakukan revolusi dan inovasi di bidang meteorology, klimatologi dan geofisika. Selanjutnya beliau menyatakan bahwa untuk mewujudkan itu semua maka diperlukan sumberdaya manusia (SDM) yang SMART dan sesuai dengan kebutuhan; struktur organisasi yang efisien dengan mengedepankan smart office dan smart governance; kualitas pelayanan yang menyedepankan jaminan kualitas; sarana prasarana yang menunjang dan lengkap; serta integrase data semua unit. Hal tersebut akan dapat terukur jika BMKG memiliki kemandirian dalam menghasilkan produk ataupun sebagai produsen.
Pertanyaannya adalah apakah keempat pilar yang dimiliki oleh BMKG yaitu Meteorologi, Klimatologi, Geofisika dan Instrumentasi sudah siapa dengan arah kebijakan tersebut. Sejauh mana posisi BMKG saat ini. Diperlukan partisipasi dan dukungan semua pegawai BMKG guna mewujudkan hal tersebut. Langkah-langkah yang bisa dilakukkan diantaranya menjadi pegawai yang kreatif, inovatif, berani mengambil resiko namun tetap bijak, jitu dalam memanfaatkan peluang dan tahan banting (resilience). Selain itu juga siap dalam menghadapi scenario apapun dalam menghadapi bencana hidrometeorologi yang semakin tidak pasti dan anomaly. Pegawai juga diharapkan menggunakan sudut pandang helicopter view dalam melihat segala persoalan yang ada. Dalam pengambilan keputusan mengedepankan win-win solution, orientasi pada pencegahan dan tidak kompromi untuk hal-hal yang dapat membahyakan masyarakat. Satu hal yang pasti, kesatuan antar generasi diperlukan guna menjaga keberlangsungan. (Nina, 7/8/2019)