Focus Group Discussions Pemutakhiran Zona Musim di Indonesia

  • Ayu Isrianti Putri
  • 08 Mei 2018
Focus Group Discussions Pemutakhiran Zona Musim di Indonesia

Jakarta, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggelar Focus Group Discussion (FGD) Pemutakhiran Zona Musim (ZOM) di Indonesia yang membahas dan mengevaluasi 342 Zona Musim existing serta pengembangan metode pewilayahan pola curah hujan sebagai referensi untuk persiapan pemutakhiran Zona Musim menjelang periode 1991-2020.

Acara FGD ini dibuka secara resmi oleh Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim, Bapak Dr. Ir. Dodo Gunawan, DEA. Dalam sambutannya, beliau mengatakan bahwa kegiatan pemutakhiran Zona Musim perlu dilakukan secara optimal yang senada dengan standar resmi dari Badan Meteorologi Dunia (WMO) terkait updating normal curah hujan tiap sepuluh tahun, dimana standar normal yang selama ini digunakan adalah 1981-2010 sehingga BMKG perlu mempersiapkan diri menjelang normal baru 1991-2020. Hal ini juga berkaitan dengan perubahan iklim yang memiliki pengaruh juga terhadap pola curah hujan.

Kegiatan FGD yang diikuti oleh BMKG Pusat, UPT BMKG dan STMKG, melalui kajian terkait evaluasi dan metode pemutakhiran Zona Musim melalui Call for Paper sebelumnya, terpilih 5 penulis kajian terbaik dari STMKG diwakili Andang Kurniawan. Dkk, Nizar M Hidayat dkk dan perwakilan UPT daerah yang diwakili oleh Ni Made Adi P. mewakili Zona NTB, Sugeng Nugroho dkk mewakili Pulau Sumatera, serta Steven Cahya dkk dari Pulau Seram yang diundang untuk memberikan paparan dalam FGD ini. Kalangan akademisi yang turut diundang pula sebagai narasumber, Dr. Achi Rinaldi, S.Si, M.Si dari Program Studi Statistik UIN Raden Intan Lampung dan Nuryadi, S.Si, M.Si dari STMKG dan Joko Budi Utomo, ST dari Staklim Karang Ploso Malang.

Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim, Dr. Indra Gustari, M.Si menuturkan bahwa beberapa catatan penting dari paparan kajian terbaik antara lain, data curah hujan dari satelit dapat melengkapi data observasi yang dipakai untuk pemutakhiran zona musim dan beberapa metode yang direkomendasikan kajian dapat dijadikan referensi. Dalam sesi pemaparan, Kepala Sub Bidang Analisis dan Informasi Iklim, Adi Ripaldi, M.Si menyampaikan bahwa, "masih terdapat kendala yang perlu dibenahi dari segi data khususnya data curah hujan harian pos hujan kerjasama yang jumlah nya mencapai 6000an. Dari segi metode, rekomendasi metode clustering pola curah hujan dari kajian yang telah dilakukan bisa dijadikan referensi pemutakhiran Zona Musim mendatang meskipun terlebih dahulu perlu divalidasi atau diuji coba di daerah lain."

Beberapa hal yang dihasilkan sebagai rekomendasi dalam acara FGD ini adalah sebagai berikut :

  1. Perlu dilakukan evaluasi terhadap ZOM existing per pulau besar.
  2. Melengkapi series data curah hujan berbasis harian untuk operasional baik untuk analisis maupun prediksi.
  3. Penggunaan sumber data selain data observasi seperti data-data satelit : GPCC,TRMM,GSMAP,CHIRPS,khususnya untuk daerah yang sebaran pos hujannya masih kurang)
  4. Pengujian metode clustering / pengelompokan curah hujan : Complete Linkage, Ward's, Average Linkage (dengan nilai silhouette).
  5. Publikasi hasil pemutakhiran dalam bentuk buku/paper ber ISBN.
  6. Melakukan kerjasama untuk kajian terhadap data grid dan metode clustering dengan STMKG, Puslitbang dan para fungsional peneliti diluar BMKG.
  7. Adanya FGD lanjutan sebagai persiapan pemutakhiran ZOM serta persiapan normal baru periode 1991-2020, demi menghasilkan ZOM lebih tepat dan refresentatif.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan Pemutakhiran Zona Musim periode 1991-2020 dapat disiapkan dengan lebih matang sehingga hasilnya lebih optimal.

Gempabumi Terkini

  • 16 April 2024, 23:10:22 WIB
  • 2.1
  • 15 km
  • 2.55 LS - 120.79 BT
  • Pusat gempa berada di darat 42 km BaratLaut Luwu Timur
  • Dirasakan (Skala MMI): II Mangkutana
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di darat 42 km BaratLaut Luwu Timur
  • Dirasakan (Skala MMI): II Mangkutana
  • Selengkapnya →

Siaran Pers