BMKG-MDMC gelar Literasi untuk Aksi Iklim Generasi Muda dan Komunitas terdampak Perubahan Iklim dan Bencana Rob di Kota Semarang

  • Ibrahim
  • 07 Jul 2022
BMKG-MDMC gelar Literasi untuk Aksi Iklim Generasi Muda dan Komunitas terdampak Perubahan Iklim dan Bencana Rob di Kota Semarang

Semarang (06/07/2022) - Kedeputian Bidang Klimatologi BMKG menyelenggarakan kegiatan bertajuk "Literasi untuk Aksi Iklim Generasi Muda dan Masyarakat Komunitas" yang dilaksanakan di Balai Warga Desa Kemijen, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah selama dua hari (Selasa-Rabu, 05-06 Juli 2022).

Kegiatan ini melibatkan peserta 30 pemuda-pemudi dengan beberapa latar belakang organisasi (MDMC, MLH PW Muhammadiyah Jawa Tengah, Pramuka Kwarcab Kota Semarang, KNTI, LPMK, Karang Taruna, PKK, Lentera Jateng). Acara ini turut dihadiri oleh beberapa unsur dari eksternal BMKG, diantaranya Anggota Komisi A DPRD Kota Semarang, Novi Sukmawati Ayuningrum, SE, H. Supriyadi, SSos, MA, Anggota DPRD Komisi D Kota Semarang, H. Naibul Umam Eko Sakti, SAg, MSi, Ketua MDMC Provinsi Jawa Tengah, Bambang Haryanto, SH, Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Kota Semarang, Ir. Agus Hadiarto, MT, sekretaris MLH PWM Jawa Tengah, dan M. Annur Iskandar, sekretaris Pramuka Kwarcab Kota Semarang. Sementara itu dari BMKG Pusat hadir Hary Tirto Djatmiko, ST, Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara, Kepala UPT BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Tengah, Sukasno, STP, MM dan Retno Widianingsih, SKom, Kepala UPT BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Semarang.

Sambutan pembukaan secara berurutan disampaikan oleh Hary Tirto Djatmiko, ST mewakili Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan, dan dari pihak eksternal sambutan disampaikan oleh Anggota Komisi E DPRD Kota Semarang, H. Supriyadi.S.Sos, Iis Widya Harmoko, SKom, Mkom mewakili Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Tengah dan Ketua RW III kelurahan Kemijen.

Dalam sambutannya, Hary Tirto menyatakan, "BMKG melalui Kedeputian Bidang Klimatologi melaksanakan kegiatan Literasi Iklim Untuk Generasi Muda dan Masyarakat Komunitas Tahun 2022 yang mana diharapkan dapat menjadi wadah penyampaian informasi iklim serta adanya Gerakan aksi iklim dan peduli lingkungan di kalangan masyarakat, terutama generasi muda. Saya berharap melalui kegiatan ini semua pihak melalui pola pentahelix dapat membangun kesadaran dan menggerakkan masyarakat untuk semakin peduli dengan iklim dan kelestarian lingkungan, tidak hanya tanggap dan siaga terhadap peringatan dini BMKG terkait potensi bencana dari kejadian cuaca/iklim ekstrim namun juga bisa memanfaatkan sisi positifnya yaitu potensi keberkahan dari iklim dan cuaca sehingga bisa meningkatkan kualitas hidup manusia."

Selama dua hari, peserta mendapatkan materi-materi secara pemahaman teori maupun praktikal, juga diselingi dengan game dan dinamika kelompok. Beberapa materi yang disampaikan diantaranya: Memahami Iklim dan Potensi Bencana Hidrometeorologi di Provinsi Jawa Tengah, Peringatan Dini dan Aksi Dini Bencana Hidrometeorologi, Memahami Data dan Fakta Perubahan Iklim di Indonesia serta kontribusi manusia (anthropogenik), Praktik Pelatihan Pembuatan Infografis dan Aksi Iklim melalui Medsos, serta Perubahan Iklim (Mitigasi dan Adaptasi Komunitas dengan Pendekatan Agama). Selain itu juga dilakukan pre-test dan post-test pada awal dan akhir kegiatan untuk melihat dampak literasi dari materi-materi yang telah diberikan tersebut. Pada kesempatan tersebut, Tim BMKG menyampaikan demonstrasi alat pembelajaran mandiri E-Learning KlimaKU, aplikasi mobile InfoBMKG, aplikasi signature peringatan dini cuaca berbasis dampak, website informasi dan peringatan iklim dan tools berbasis digital lainnya yang dimiliki BMKG.

Pada hari kedua (Rabu), dilakukan sesi diskusi dalam acara Sarasehan Generasi Muda Semarang: Menuju Masyarakat Semarang Cerdas Iklim dan Tanggap Bencana yang difasilitatori Siswanto, Sub-Koordinator Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara. Sebagai panelis hadir Anggota Komisi A DPRD Kota Semarang, Novi Sukmawati Ayuningrum, SE, sekretaris MLH PWM Jawa Tengah, Ir. Agus Hadiarto, MT, Sukasno, STP, MM (Kepala UPT BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Tengah), Retno Widianingsih, S.Kom (Kepala UPT BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Semarang) serta Plt. Lurah Kemijen, Bambang Sumbodo, SH untuk memberikan pandangan dan pengalaman serta menjawab pertanyaan dari peserta terkait topik sarasehan. Sarasehan diawali dengan diskusi antar kelompok kelurahan terkait dengan rencana aksi iklim mendatang dilanjutkan masukan/usulan warga kepada instansi terkait kebutuhan lingkungan selama lebih dari 2 jam. Dari sarasehan disimpulkan masyarakat perlu melakukan gerakan pengelolaan sampah 3R dan perlunyaGerakan Aksi Iklim Mandiri dalam rangka menjadi bagian dari langkah pengurangan jejak karbon dan dampak perubahan iklim. Selain itu, masyarakat diharap melakukan pemantauan informasi secara continue/berkala untuk mendapatkan manfaat yang sesungguhnya dari informasi peringatan dini, sehingga masyarakat dapat mengurangi dampak yang dirasakan dari bencana hidrometeorologi (banjir rob, angin kencang dan gelombang tinggi). Selain itu diharapkan pemerintah dapat menambahkan fasilitas yang menunjang kebersihan lingkungan (kontainer sampah) dan memberikan fasilitas peringatan dini yang terletak di pelabuhan atau di wilayah desa pesisir seperti Kemijen dan Tanjung Mas.

Perlunya mewujudkan Gerakan Aksi Iklim Mandiri juga merupakan poin-poin penting sebagaimana disampaikan dalam materi paparan oleh Siswanto dan Agus Hadiarto bahwa setiap orang dapat mengambil peran dalam menahan laju pemanasan global dan mengurangi dampak perubahan iklim. Mengerem laju pemanasan global tidaklah harus memakai cara-cara yang ekstrem, rumit, dan mahal, bahkan sebenarnya dapat dilakukan dengan cara-cara yang sederhana dan murah. Intinya adalah bagaimana setiap kita bisa mengurangi emisi The Big 3, yaitu karbondioksida (CO2), methan (CH4), dan nitroudioksida (N2O) dalam kehidupan sehari-hari kita. Salah satunya adalah 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Yaitu dengan mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah, menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan, dan mendaur ulang sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Pengurangan emisi itu membutuhkan kesadaran setiap orang untuk berkesadaran mengurangi jejak karbon (carbon print) pada kehidupan sehari-hari. Yang perlu kita lakukan cukup sederhana yaitu tidak konsumtif, memanfaatkan air dan energi dengan efektif, serta senantiasa memegang teguh prinsip mencegah lebih baik dari menanggulangi.

Pelatihan Literasi untuk Aksi iklim selama dua hari menghasilkan komitmen kelompok peserta untuk merealisasikan rencana mini project aksi iklim yang telah disusun dalam sesi dinamika kelompok untuk masa aksi selama 3 bulan mendatang. Project tersebut diantaranya, reboisasi bibir pantai (penanaman mangrove), pemilahan sampah rumah tangga dan pengaktifan kembali bank sampah di setiap RW.

Gempabumi Terkini

  • 19 April 2024, 14:22:55 WIB
  • 3.5
  • 6 km
  • 2.93 LS - 119.40 BT
  • Pusat gempa berada di darat 8 km Tenggara Mamasa
  • Dirasakan (Skala MMI): III Mamasa
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di darat 8 km Tenggara Mamasa
  • Dirasakan (Skala MMI): III Mamasa
  • Selengkapnya →

Siaran Pers