Berita

Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian II September 2019

ANALISIS DAN PREDIKSI DINAMIKA ATMOSFER :

Aliran massa udara di wilayah Indonesia didominasi angin timuran yaitu massa udara berasal dari Benua Australia, kecuali Sumatera bagian utara, Kalimantan, Sulawesi bagian barat dan Maluku Utara. Monsun Asia tidak aktif dan diprediksi tidak aktif hingga dasarian II Oktober 2019, sementara Monsun Australia aktif dan diprediksi menguat hingga dasarian I Oktober 2019. Analisis tanggal 18 September 2019 menunjukkan MJO aktif di fase 8 dan diprediksi tetap aktif dan bergerak ke fase 1. Berdasarkan peta prediksi spasial anomali OLR pada awal dasarian III September 2019 wilayah Indonesia didominasi wilayah subsiden dan akan berlangsung hingga awal dasarian I Oktober 2019

Pada Sep III - Okt II umumnya diprakirakan curah hujan berada di kriteria menengah (50 - 150 mm/dasarian). Pada Sep III wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi berada di Aceh bag utara dan Papua bag tengah. Pada Okt I wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi berada di pesisir barat Aceh dan Sumut, Kalbar bag timur, Papua Barat bag tengah, dan Papua bag tengah. Pada Okt II wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi berada di pesisir barat Aceh dan Sumut, Papua Barat bag tengah, dan Papua bag tengah.

Pada Sep III terjadi di Sumatera bag selatan, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalsel, Kaltim, Kaltara, Sulawesi, sebagian Maluku, sebagian Malut, dan Merauke; pada Okt I terjadi di P. Sumatera bag selatan, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalsel bag selatan, Sulsel bag selatan, Sultra bag selatan, pesisir timur Sulteng, pesisir utara Sulut, Maluku bag selatan, dan Merauke; pada Okt II terjadi di Sumatera bag selatan, Babel, Jawa, Bali, NTB, NTT, pesisir selatan P. Kalimantan, Sulsel bag selatan, Sultra bag selatan, pesisir timur Sulteng, pesisir utara Sulut, Maluku bag selatan, dan Merauke.

Analisis Perkembangan Musim Hujan Dasarian II September 2019 : Berdasarkan jumlah zom, 1 % wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan sedangkan 99% wilayah masih mengalami musim kemarau.