Identifikasi Patahan Aktif Melalui Analisis Gaya Berat Mikro dan Periode Dominan Tanah di Area Maluku

  • Ayu Isrianti Putri
  • 12 Apr 2021

Penulis:

  • Wiko Setyonegoro
  • Agustya Adi Martha
  • Muzli Muzli
  • Rahmat Setyo Yuliatmoko
  • Supriyanto Rohadi
  • Nelly Florida Riama

Pada tanggal 26 September 2019, Pukul 06.46 WIB, telah terjadi gempabumi di Maluku dengan magnitudo 6,5. Pusat gempa berjarak 42 km Timur Laut Kota Ambon, Maluku, Indonesia dengan kedalaman 10 Km. Episenter terletak pada koordinat 1.67 LU dan 126.39 BT tepatnya di laut pada jarak 134 km arah Barat Laut Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara kedalaman 73 km. Gempabumi kembali terjadi dengan magnitudo 3,9 mengguncang Ambon, Maluku, pada tanggal 9 Januari 2021 pukul 12.43 WIT atau 10.43 WIB. Gempa diinformasikan tidak berpotensi tsunami. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maluku menjelaskan, gempa berada pada titik koordinat 3.4 Lintang Selatan dan 128.16 Bujur Timur. Tepatnya di 22 kilometer Barat Kairatu, Seram Bagian Barat dan 33 kilometer Utara Ambon.

Berdasarkan latar belakang bencana tersebut maka dilakukan studi dengan melakukan identifikasi patahan aktif menggunakan analisis gaya berat mikro dan periode dominan tanah di wilayah Maluku. Hasil analisis menunjukkan bahwa peta patahan aktif dan data seismisitas BMKG di wilayah Maluku dan Ambon berkorelasi dengan kontras anomali Bouguer.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 19 April 2024, 14:22:55 WIB
  • 3.5
  • 6 km
  • 2.93 LS - 119.40 BT
  • Pusat gempa berada di darat 8 km Tenggara Mamasa
  • Dirasakan (Skala MMI): III Mamasa
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di darat 8 km Tenggara Mamasa
  • Dirasakan (Skala MMI): III Mamasa
  • Selengkapnya →