Citra Satelit

Himawari-8 IR Enhanced

Pada produk Himawari-8 EH menunjukkan suhu puncak awan yang didapat dari pengamatan radiasi pada panjang gelombang 10.4 mikrometer yang kemudian diklasifikasi dengan pewarnaan tertentu, dimana warna hitam atau biru menunjukkan tidak terdapat pembentukan awan yang banyak (cerah), sedangkan semakin dingin suhu puncak awan, dimana warna mendekati jingga hingga merah, menunjukan pertumbuhan awan yang signifikan dan berpotensi terbentuknya awan Cumulonimbus.

Selengkapnya →

Himawari-8 Natural Color

Produk Himawari-8 NC menggunakan metode RGB (Red Green Blue) dimana beberapa band dari data satelit digabungkan sehingga diperoleh identifikasi warna yang lebih jelas. Produk ini digunakan untuk mengamati proses konvektifitas, ketebalan awan, serta mikrofisis awan. Produk ini menggunakan band visible yang dipancarkan oleh matahari, sehingga produk ini hanya tersedia pada saat pagi hingga sore hari.

Selengkapnya →

Himawari-9 Water Vapor Enhanced

Produk Himawari-9 WE menampilkan kondisi kelembaban atmosfer pada lapisan menengah hingga atas yang didapat dari radiasi infrared pada panjang gelombang 6.2 mikrometer. Produk ini dapat menunjukkan kondisi kelembapan udara sebagai bahan pembentukan awan, dimana wilayah yang berwarna coklat menunjukkan kondisi kering dan berwarna biru menunjukkan kondisi basah. Produk ini digunakan untuk mengamati pergerakan massa udara kering dari benua Australia pada musim kemarau.

Selengkapnya →

Himawari-9 Rainfall Potential

Produk turunan Himawari-9 Potential Rainfall adalah produk yang dapat digunakan untuk mengestimasi potensi curah hujan, yang disajikan berdasarkan kategori ringan, sedang, lebat, hingga sangat lebat, dengan menggunakan hubungan antara suhu puncak awan dengan curah hujan yang berpotensi dihasilkan.

Selengkapnya →

Himawari-9 RDCA

Produk ini adalah hasil kolaborasi penelitian dengan JMA untuk menentukan awan Cumulus yang berpotensi menjadi Cumulonimbus (tanda positif merah) dalam 1 jam ke depan.

Selengkapnya →

Himawari-9 Cloud Type

Produk ini adalah hasil kolaborasi penelitian dengan JMA untuk mengidentifikasi secara objektif jenis awan yang ditangkap oleh band infrared dan visibel dari satelit Himawari. Produk ini diupdate setiap 1 jam.

Selengkapnya →

Himawari-9 Cloud Top Height

Produk ini adalah hasil kolaborasi penelitian dengan JMA untuk mengidentifikasi secara objektif tinggi puncak awan yang ditangkap oleh band infrared dari satelit Himawari. Produk ini diupdate setiap 1 jam.

Selengkapnya →

Himawari-9 Convective Cloud

Produk ini adalah hasil kolaborasi penelitian dengan JMA untuk mengidentifikasi secara objektif jenis awan konvektif yang ditangkap oleh band infrared dan visibel dari satelit Himawari. Produk ini diupdate setiap 1 jam.

Selengkapnya →

Himawari-9 Geohotspot

Potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan dapat teramati dengan citra satelit Himawari-9 dengan menggunakan data suhu kecerahan kanal infrared untuk filtering awan, serta menentukan anomali suhu panas yang menunjukkan potensi terjadi kebakaran hutan (titik merah).Selain itu ditampilkan juga citra RGB pada kanal visibel dan near infrared untuk mendeteksi sebaran asap (warna coklat) untuk lebih memastikan didaerah tersebut terjadi kebakaran.

Selengkapnya →

Polar Hotspot

Deteksi Hotspot (titik api) menggunakan sensor VIIRS dan MODIS pada satelit polar (NOAA20, S-NPP, TERRA dan AQUA) memberikan gambaran lokasi wilayah yang mengalami kebakaran hutan. Satelit akan mendeteksi anomali suhu panas dibandingkan dengan sekitarnya. Observasi ini dilakukan pada siang dan malam hari untuk masing-masing satelit. Pada daerah yang tertutup awan atau blank zone, hotspot di wilayah tersebut tidak dapat terdeteksi.

Selengkapnya →

GSMaP Rainrate Hourly

Estimasi curah hujan dapat diperoleh dengan memanfaatkan satelit geostasioner (sensor Infrared) dan satelit polar (sensor microwave). Produk ini menunjukan estimasi curah hujan (mm/jam).

Selengkapnya →

GSMaP Rainrate Daily

Estimasi curah hujan dapat diperoleh dengan memanfaatkan satelit geostasioner (sensor Infrared) dan satelit polar (sensor microwave). Produk ini menunjukan estimasi curah hujan (mm/jam) dalam 1 hari.

Selengkapnya →

GSMaP Consecutive Dry Days

Perhitungan hari tanpa hujan (HTH) yang digunakan berdasarkan data GSMaP harian, sehingga diperoleh peta yang lebih detail untuk menentukan wilayah yang berpotensi terjadi kekeringan.

Selengkapnya →

Himawari-9 Visible

Menunjukkan reflektivitas yang didapat dari pengamatan radiasi pada panjang gelombang 0.65 mikrometer. Panjang gelombang merupakan panjang gelombang yang sama dengan yang digunakan mata manusia. Sensor visible akan merekam besarnya radiasi matahari yang dipantulkan kembali oleh obyek. Oleh karena itu, citra satelit visibel tidak tersedia pada malam hari.

Selengkapnya →

Vektor Angin

Produk ini merupakan overlay citra satelit IR1 (Inframerah pada panjang gelombang 10.4 mikrometer) dan vektor angin lapisan 850mb dari data model GSM (kecepatan angin dinyatakan dalam satuan m/s).

Selengkapnya →

Himawari-9 Enhanced Jabodetabek

Produk ini menampilkan citra satelit inframerah 10.4 mikrometer Enhanced khusus untuk wilayah Jabodetabek.

Selengkapnya →

GK2A Enhanced

Produk GK2A EH menunjukan suhu puncak awan yang didapat dari pengamatan radiasi pada panjang gelombang 10.4 mikrometer yang kemudian diklasifikasi dengan pewarnaan tertentu, di mana warna hitam atau biru menunjukan tidak terdapat pembentukan awan yang banyak (cerah), sedangkan semakin dingin suhu puncak awan, di mana warna mendekati jingga hingga merah, menunjukan pertumbuhawan yang signifikan dan berpotensi terbentuknya awan Cumulonimbus.

Selengkapnya →

GK2A Water Vapor Enhanced

Produk GK2A Water Vapor Enhancd menampilkan kondisi kelembaban atmosfer padal lapisan menengah hingga atas yang didapat dari radiasi infrared pada panjang gelombang 6.2 mikrometer. Produk ini dapat menunjukan kondisi kelembapan udara sebagai bahan pembentukan awan, dimana wilayah yang berwarna biru menunjukan kondisi basah. Produk ini digunakan untuk mngamati pergerakan massa udara kering dari benua Australia pada musim kemarau.

Selengkapnya →

Citra Sebaran Asap

Citra sebaran asap merupakan hasil analisis sebaran asap berdasarkan metode RGB (Red Green Blue) yang di overlay dengan arah dan kecepatan angin lapisan 1000 mb, dan titik panas berdasarkan Geohotspot. Pada produk ini, wilayah sebaran asap di tandai dengan poligon berwarna merah. Oleh karena penggunaan kanal visibel pada kombinasi RGB, produk ini hanya tersedia pada siang hingga sore hari.

Selengkapnya →

Citra Sebaran Abu Vulkanik

Sebaran abu vulkanik menampilkan hasil analisis abu vulkanik yang ditunjukkan dengan warna merah ditandai dengan poligon berwarna kuning. Produk ini hanya dibuat sesuai dengan informasi aktivitas gunung berapi dari VAAC Darwin.

Selengkapnya →