Berita

BMKG Ikuti Sidang The 100th Session of Maritime Safety Committee (MSC)

London/ Deputi Bidang Meteorologi BMKG,Drs. R. Mulyono Rahadi Prabowo, M.Sc sebagai anggota Delri, menghadiri 100th Session of Maritime Safety Committee (MSC) pada tanggal 3-7 Desember 2018 di Kantor Pusat International Maritime Organization (IMO), London - Inggris. Secara rutin MSC melaksanakan sidang dua kali dalam setahun. Pada sidang kali ini, seluruh 174 Negara Anggota IMO dan tiga Anggota Associate serta SOLAS (Safety of Life at Sea) Contracting Governments yang bukan negara anggota IMO hadir. Delegasi RI (Delri) yang hadir pada sidang ini meliputi unsur Kementerian Perhubungan, BMKG, Kementerian Koordinator Kemaritiman, Kementerian Luar Negeri, dan Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut.

International Maritime Organization (IMO) merupakan Badan PBB yang didirikan pada tahun 1948 untuk mengkoordinasikan keselamatan maritim internasional dan pelaksanaannya. Indonesia merupakan anggota Dewan IMO yang berkomitmen penuh pada peningkatan keselamatan dan keamanan pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim. Oleh karena itu peran aktif Indonesia termasuk BMKG yang berkesinambungan dalam sidang-sidang IMO merupakan salah satu cara untuk menunjukan bahwa Indonesia layak diperhitungkan oleh dunia dengan berkontribusi di setiap perumusan kebijakan maupun aturan yang dikeluarkan oleh IMO. Hal ini sejalan dengan visi dan misi Pemerintah untuk merealisasikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Sidang MSC merupakan sidang badan teknis tertinggi IMO untuk membahas laporan dari subcommittee yang terkait dengan permasalahan keselamatan dan keamanan maritim dunia, yaitu konstruksi dan perlengkapan kapal, pengawakan dari sisi keselamatan, peraturan pencegahan tubrukan kapal, penanganan barang berbahaya, prosedur dan persyaratan keselamatan maritim, informasi hidrografi, investigasi kecelakaan laut, salvage, pertolongan dan hal-hal lain yang langsung mempengaruhi keselamatan dan keamanan pelayaran. Saat ini isu yang dibahas dalam MSC meliputi standar berbasis tujuan, kapal otonom, pembajakan dan perampokan bersenjata melawan kapal, cyber security, e-navigasi, dan modernisasi Global Maritime Distress and Safety System (GMDSS).